Ruang edukatif untuk belajar nilai-nilai Pancasila secara kritis, mendalam, dan kontekstual bagi pelajar dan pendidik Indonesia.

Selasa, 19 Agustus 2025

Materi Pertemuan Minggu Kelima: Makna Bhinneka Tunggal Ika

A. Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

  1. Asal Usul

    • Semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari Kakawin Sutasoma, karya Mpu Tantular pada abad ke-14 di era Kerajaan Majapahit.

    • Pada salah satu pupuh, Mpu Tantular menulis:
      “Bhinna ika tunggal ika tan hana dharma mangrwa”
      yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu, tiada kebenaran yang mendua.”

    • Awalnya, ungkapan ini digunakan untuk merukunkan penganut Hindu-Siwa dan Buddha yang saat itu menjadi dua keyakinan besar.

  2. Perjalanan Menjadi Semboyan Negara

    • Pada masa pergerakan nasional, semboyan ini kembali dihidupkan sebagai perekat bangsa yang beragam.

    • Setelah Indonesia merdeka, Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan resmi negara dalam Lambang Garuda Pancasila (Pasal 36A UUD 1945 hasil amandemen II).

    • Letaknya ada pada pita yang dicengkeram Garuda.

B. Nilai-Nilai yang Terkandung

  1. Persatuan dalam Keberagaman
    Menghargai perbedaan suku, agama, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, dan menjaga harmoni.

  2. Toleransi dan Tenggang Rasa
    Menghormati keyakinan, kebiasaan, dan pandangan orang lain.

  3. Keadilan Sosial
    Tidak memandang rendah kelompok lain, memberi kesempatan yang sama.

  4. Gotong Royong dan Solidaritas
    Memperkuat rasa kebersamaan untuk tujuan bersama.

  5. Identitas Bangsa Indonesia
    Menjadi jati diri dan perekat bangsa yang majemuk.

C. Makna untuk Kehidupan Berbangsa

  • Membentuk kesadaran nasional bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan kekuatan.

  • Menjadi pedoman dalam mengatasi konflik sosial dan mendorong persatuan.

  • Mengajarkan bahwa Indonesia bukan hanya satu warna, melainkan mozaik indah dari ribuan budaya, bahasa, dan tradisi.

Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Website Translator

Blog Archive

Visitors